Jakarta (Paradiso)
– Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia atau PUWSI optimistis
kunjungan wisata di sektor ini terus meningkat. Terhadap rencana
pemerintah melalui Kementerian Pariwisata hendak mengembangkan 10
destinasi prioritas yang di dalamnya sebagian obyek wisata selam,
dinilainya sangat tepat.
Mendukung
pencapaian target kunjungan wisata bahari, sekaligus demi menguatkan
industri selam dalam negeri, Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia
(PUWSI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 pada hari Rabu, 5
September 2018 di Hotel Cemara 2, Menteng, Jakarta Pusat.
Sebagaimana
arahan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, saat ini pariwisata nasional
tengah menargetkan 20 juta kunjungan wisman pada tahun 2019. Dari
target tersebut, 4 juta wisman diantaranya diharapkan bisa datang dari
wisata bahari, termasuk dari wisata selam.
Di
samping memilih Ketua Umum PUWSI periode 2018 – 2021, Munas ini juga
bertujuan untuk membahas program kerja organisasi serta rekomendasi
kebijakan nasional yang terkait pengembangan pariwisata selam.
“Laut
Indonesia adalah anugerah dan aset berharga yang harus kita jaga dan
kembangkan, salah satunya melalui pemanfaatan wisata selam. Survey media
internasional sudah menunjukkan bahwa Indonesia adalah destinasi selam
terbaik dunia. Karena itu pelaku usaha wisata selam Indonesia perlu
berasosiasi serta menetapkan langkah-langkah yang produktif dan
berkelanjutan, supaya kita tidak menjadi penonton di negeri sendiri,”
tegas Ricky Soerapoetra selaku Ketua Panitia Munas ke-2 PUWSI.
Munas
ke-2 PUWSI akan membahas sejumlah isu mulai dari standar prosedur
keamanan wisata selam, konservasi laut, regulasi izin usaha, sampai
kepada investasi dan permodalan dalam industri selam nasional.
“Menurut
Laporan Kinerja Kemenpar 2017, saat ini Kemenpar menargetkan tambahan
realisasi investasi untuk pengembangan wisata bahari, mulai dari
membangun 100 marina baru sampai menambah 100 dive operator baru di
tahun 2019. Lewat Munas ke-2 ini, kami berharap ke depannya PUWSI bisa
bangkit, berkarya dan ikut berkontribusi dalam mendukung tercapainya
target-target tersebut,” jelas Ricky.
Ricky
menambahkan bahwa PUWSI juga mendukung penuh pengembangan 10 Destinasi
Prioritas Pariwisata Nasional yang ditetapkan Kemenpar.
“Sebagian
besar destinasi wisata prioritas Indonesia itu adalah destinasi selam
yang sangat potensial menarik wisman, seperti Pulau Komodo, Kepulauan
Seribu, Wakatobi, Mandalika, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika
dan Morotai. Karena itu, kami sebagai asosiasi pengusaha wisata selam
tentunya mendukung rencana pengembangan destinasi tersebut, supaya
Indonesia memiliki industri selam yang mandiri, profesional dan
berkelanjutan,” tambah Ricky.
Munas
ke-2 PUWSI terselenggara atas dukungan Dive&Co, Kireina Phinisi,
majalah Scuba Diver Australasia Indonesia serta puluhan pelaku usaha
wisata selam dari seluruh Indonesia.
PUWSI
sendiri merupakan organisasi yang mewadahi para pelaku usaha di bidang
wisata bawah laut (underwater tourism) di Indonesia. PUWSI terbentuk
pada tahun 2015, dan sejak saat itu PUWSI telah terlibat dalam sejumlah
kegiatan yang terkait dengan pengembangan industri wisata selam nasional
seperti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan DPR Komisi X tentang
regulasi wisata selam, Perumusan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) di bidang Kepemanduan Wisata Selam dan Snorkeling, dan
FGD Industri Diving Indonesia bersama Kemenpar RI.
Saat
ini PUWSI beranggotakan puluhan pelaku wisata selam mulai dari dive
center, dive operator, dive shop, dive travel agent, dive resort sampai
dengan pengelola liveaboard atau kapal wisata selam dari seluruh wilayah
Indonesia. (*)